TITIMANGSA mempertunjukkan pementasan pentas ke- 79 lewat panggung monolog Si Bunga Bale( Lantunan yang Kutitipkan pada Angin) yang diperankan Ariel Tatum. Si Bunga Bale( Lantunan yang Kutitipkan pada Angin) hendak dipentaskan pada 10- 11 Agustus 2024 jam 19: 30 Wib di NuArt Sculpture Park, Bandung.
Hidangan ini termotivasi dari keelokan Joget Gunung, seni klasik dari Jawa Barat. Bercerita mengenai kehidupan seseorang joget( Bunga Bale) di Panyutran, suatu desa di Padaherang. Seseorang Bunga Bale terlahir dari melilit kehidupan era kecilnya. Merambah era anak muda, beliau tersaring oleh para joget gunung sepuh buat jadi penerus selaku joget asli. Kekurangan mendorongnya buat merambah bumi joget. Bumi yang dimasukinya itu terus menjadi hari terus menjadi menarik. Beliau terus menjadi dalam memaknai gimana sebaiknya tindakan seseorang joget( bunga bale).
“ Apa yang menarik dari panggung ini, monolog yang amat kompleks dengan cara keaktoran. Menggali kemampuan serta keahlian bintang film di mari wajib amat kokoh. Pasti ini amat menantang untuk Ariel. Apa yang kita suguhkan di mari merupakan mau mempertunjukan arsip kultur, yang telah dibiarkan orang serta tidak diregenerasi,” tutur sutradara panggung monolog Si Bunga Bale, Heliana Sinaga, dikala rapat pers di Galeri Indonesia Banyak, Jakarta Pusat, Kamis( 1 atau 8).
Ariel Tatum lebih dahulu sempat membintangi panggung penciptaan Titimangsa, yang pula mengutip gagasan dari khazanah seni Sunda, Sukabumi 1980. Di panggung itu, beliau wajib berajojing Jaipong bersama Happy Salma. Ariel, yang notabene bukan berawal dari Sunda, dan memahami patuh menyanyi dengan cara modern berterus terang menciptakan tantangan terkini, dengan bersenandung memakai kerongkongan. Berlainan dengan metode umumnya menyanyi memakai diafragma.
“ Tiap project, saya senantiasa mulai dari nihil buat diisi perihal terkini. Alhasil dapat lebih adil serta cair dalam menempuh narasi terkini. Ilustrasinya di panggung Si Bunga Bale, tembang yang dinyanyikan itu amat khas serta susah untukku. Jadi saya berupaya mengidentifikasi balik suaraku, dan memandang kemampuan yang terdapat dalam diriku. Mempelajari serta meningkatkan dengan usaha maksimum buat menggapai idealnya. Menyanyi dengan kerongkongan, ditambah cengkok- cengkok khasnya, pasti susah,” kata Ariel Tatum.
Ketua program Abdi Adat Djarum Foundation Renitasari Adrian meningkatkan, selaku pihak yang tidak berubah- ubah mensupport acara- acara kultur serta keelokan, merasa suka sebab saat ini mulai terwujud penghargaan dari pemirsa yang lebih besar. Bila dibanding kala grupnya mengawali mensupport skedul kultur pada 12 tahun dahulu, situasinya berlainan dengan saat ini. Saat ini para pelakon adat telah yakin diri buat menjual karcis dengan harga yang pantas.
“ Dahulu di masa 2010- an, buat satu pementasan dalam satu tahun serta full pemirsa saja telah Alhamdulillah. Tetapi saat ini nyaris banyak golongan seni tercantum Titimangsa, dalam satu tahun dapat buat lebih dari sekali pementasan serta peminatnya besar. Saat ini kan harga karcis pula telah enggak butuh canggung ataupun khawatir. Tidak kepikiran jika dijual dengan harga demikian akan terdapat yang ingin ataupun tidak, terus menjadi naik harga karcis maksudnya peminatnya pula terus menjadi bertambah,” tutur Renitasari Adrian.
TITIMANGSA mempertunjukkan pementasan
Produser Si Bunga Bale Pradetya Novitri berambisi pertunjukannya tidak cuma menyudahi sekali. Beliau berencana bawa Si Bunga Bale ke dalam sebagian pergelaran pementasan dan dapat mempertunjukkan balik di tempat lain. Perihal itu dicoba selaku usaha mengenalkan serta melestarikan seni- seni klasik yang bertambah terlupa serta para pelakunya bertambah sedikit.
Viral yang suport perbangunan tol jakarta ikn yang di suport => Slot Raffi Ahmad